-->

Iklan

Selidiki Kenaikan Harga Kedelai, Satgas Pangan Polda Sumut Turun Tangan

, Januari 07, 2021 WIB

warnasumut.com - Medan. Naiknya harga kedelai mengakibatkan kelangkaan bahan baku pembuatan tempe dan tahu itu di tengah masyarakat.

Satgas Pangan Polda Sumut menyelidiki penyebab naiknya harga tersebut. Polisi telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumut melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Hal tersebut dikatakan Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, dilansir dari Antara, Kamis (7/1/2021).

"Tim gabungan turun ke sejumlah pasar untuk menyelidiki penyebab kenaikan harga kedelai ini. Kami akan mencari tahu siapa distributor kacang kedelai untuk daerah ini," katanya.

Pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap distributor jika dengan sengaja mempermainkan harga kedelai, sehingga memicu kenaikan harga komoditi strategis itu.

"Kemudian, harga tahu maupun tempe di pasaran dapat kembali normal," ujarnya.

Sementara itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah I mengingatkan importir dan pedagang tidak menahan stok dan mempermainkan harga jual.

"Perlu diingatkan karena hasil sidak (inspeksi mendadak) ke gudang importir di kawasan Mabar, Medan Deli sudah naik menjadi Rp 8.550 per kg dari sebelumnya Rp 7.600 per kg," ungkap Kepala Kanwil I KPPU, Ramli Simanjuntak.

Apalagi nyatanya harga kedelai di pasar jauh lebih tinggi dari harga di gudang. Jangan sampai harga terus melambung tinggi memanfaatkan pasokan impor yang ketat.

Kenaikan harga dan pasokan ketat sudah terjadi sejak awal Desember 2020, akibat adanya gagal panen di negara produsen Amerika Serikat dan Argentina. Serta harga shipping pengangkutan yang naik dan jadwal berubah-ubah.

"KPPU minta importir/distributor tidak mempermainkan pasokan maupun. harga dengan menahan stok dan membuat kesepakatan-kesepakatan harga jual," jelasnya.

Pihaknya akan terus mengawasi ketat perdagangan kedelai itu mengingat harga komoditas itu di pasar jauh lebih mahal.

Data yang dihimpun KPPU, stok termasuk yang bakal masuk cukup aman untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Sumut yang sebanyak 58ribu ton per tahun.

Sumut, katanya, memang mengandalkan kedelai impor dan termasuk produksi dari Jawa karena produksi daerah tidak mencukupi kebutuhan. (Redaksi Warna Sumut)

Komentar

Tampilkan

Terkini