-->

Iklan

PW KAMMI Sumbar Gandeng Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Bahas Menyiapkan Pemilih Pemula yang Cerdas dalam Rangka Antisipasi Politik Identitas di Pemilu 2024

, Desember 21, 2022 WIB

Dispub (Diskusi Publik) Pengurus Wilayah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PW KAMMI) Sumatera Barat berkolaborasi dengan Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat pelaksana membahas tentang "Menyiapkan Pemilih Pemula yang cerdas dalam rangka antisipasi politik identitas pada pemilu 2024", pada hari Senin 20 Desember 2022 di Restoran Cisangkuy jalan Hamka Kota Padang. Di hadiri peserta diskusi sekitar 100 peserta, terdiri dari kader KAMMI Sumatera Barat, BEM, Aktivis Pemuda, serta Perwakilan setiap kampus. 



Dalam kegiatan diskusi tersebut hadir Izwaryani, S. Ag (Komisioner KPU  Sumatera Barat), Drs. Syahlaluddin (Kabid Politik Dalam Negeri Kesbangpol Sumatera Barat), Muhammad Rayhan (Sekretaris DPD PAN Kota Padang), Reido Deskumar, S. T (PKS Muda Sumatera Barat) dan Romi Siska Putra, M.Si (Pengamat Sosial Politik Sumatera Barat). 

Diskusi dimulai oleh Syahlaluddin terkait kesiapan dari pemerintah daerah dalam menyambut pemilu serentak 2024  sudah mulai dilakukan dengan melakukan rapat koordinasi bersama penyelenggara pemilu. Selain itu beliau menyampaikan mengenai politik identitas dan polarisasi yang cukup kuat  terjadi di pemilu serentak  2019 tidak terulang lagi pada pemilu dan pilpres 2024 dan seharusnya pesta demokrasi adalah ajang tempat kita mengadu ide,gagasan untuk kebaikan bangsa ke depan untuk menghasilkan pemimpin terbaik. bukanlah harapan kita pemilu itu membuat polarisasi yang kuat ditengah masyarakat dan menjadi biji-biji perpecahan dan konflik yang berbaur SARA. 

Kemudian dari  PKS Muda Sumatra barat Reido deskumar menyampaikan bahwa politik identitas ada pro dan kontra di masyarakat sebab semangat persatuan dan mendukung yang sama dengan dia sendiri itu adalah naluria manusia yang muncul dengan sendirinya sehingga tidak dapat  dihindarkan tetapi politik identitas yang menjadi pemicu runtuhnya persatuan dan kesatuan NKRI, menghasut untuk membenci perbedaan dan menjadi pemicu konflik SARA adalah  sesuatu yang perlu sangat dihindarkan sekali oleh para kontestan politik sebab hal-hal tersebut akan berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat pasca pemilu selesai. Marilah kita bersama-sama menyampaikan narasi positif dan jual gagasan terbaik agar masyarakat juga mendapatkan pilihan-pilihan terbaik.kita harus dewasa menyikapi masalah politik identitas ini agar politik identitas ini tidak menjadi alat untuk memecah belah berbangsa dan bernegara. 

Selanjutnya dari sekretaris DPD PAN kota padang Muhamad  Rayhan mengemukakan kita harus bisa menempatkan politik sesuai dengan tempatnya jangan sampai polarisasi  seperti Pemilu 2019 terulang lagi  pada pemilu 2024 sebab di masyarakat tingkat bawa konflik ini sangat deras berdampak terhadap kericuhan-kericuhan baik itu langsung maupun dimedia sosial hingga saat ini sedangkan para elit politik itu sudah move on dari semua itu. Selain itu partai politik harus berani berinvestasi di bidang riset dan pengetahuan karena kalau dilihat sekarang banyak anggota DPR yang lebih suka menyalurkan dana pokok pikirnya ke hal-hal yg sifatnya bisa dilihat langsung seperti betonisasi jalan warga dan irigasi sedangkan masyarakat juga butuh pendidikan yang dapat memacu peningkatan pengetahuan berpolitik yang baik, ada baiknya anggota dewan mengalokasikan sebagian dana pokok pikirannya concern terhadap peningkatan itu. 

Pengamat sosial politik Romi Siska Putra berpendapat bahwa perlu pencerdasan dalam berpolitik dan partai politik harus memberikan andil yang besar terhadap hal itu. Khusus pemilih pemula yang melek media elektronik tetapi banyak yang tidak melek politik sehingga perlu upaya-upaya terintegrasi agar suguhan-suguhan info tentang politik mereka bisa saring informasi yang tidak benar. Media sosial sekarang sudah menjadi media paling efektif dalam berkampanye politik, seharusnya kontestan politik harus bisa memamfaatkan media itu untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat dalam berpolitik bukan malah ikut-ikutan membuat informasi hoaks dan menyuburkan buzzer politik yang membuat polarisasi semakin deras. 

Berbagai pertanyaan-pertanyaan menarik muncul dari peserta terhadap para narasumber sehingga diskusi semakin menarik dan hangat. Para peserta semakin antusias dari jawaban dan pemaparan dari pemateri dan diskusi ditutup  dengan pemaparan dari bapak Izwaryani yang menyampaikan bahwa pemilih pemula harus bisa dan tahu tentang profile dan sepak terjang dari para kontestan yang akan mereka pilih sehingga bisa terpilih yang terbaik dari yang baik pada proses pemilu sebab siapa yang akan dipilih itu menyangkut hajat hidup orang banyak beberapa tahun kedepan. salah pilih dan ikut memilih hanya karena diberikan sedikit uang maka berpotensi untuk tidak dapat pemimpin terbaik selama 5 tahun dan beliau juga ikut mengajak kepada seluruh peserta diskusi untuk bisa ikut andil dalam menyukseskan pemilu dengan mendaftar menjadi badan Ad hoc pemilu yang sekarang lagi dibuka pendaftaran Panitia pemilihan suara (PPS). 
pada dasarnya pembicara sepakat bahwa politik identitas yang dapat memicu perpecahan dan merusak tatanan sosial masyarakat harus dihindarkan dalam berpolitik dan pendidkan dalam berpolitik sangat penting bagi generasi muda agar mereka melek terhadap politik bukan hanya tidak mau tau terhadap hal yang yang berbaur politik. 

Tanpa terasa waktu terus berlanjut dan acara semakin menarik, namun apa daya kita di batasi oleh waktu, acara pun ditutup dengan tepuk tangan yang meriah dan pemberian cindramata  kepada para pemateri oleh panitia. 


Komentar

Tampilkan

Terkini