-->

Iklan

Karutan Perempuan Kelas II Medan Sulap Brandgang Jadi Lahan Produktif Ketahanan Pangan

, November 18, 2020 WIB

warnasumut.com - Medan. Kepala Rumah Tahanan Perempuan Kelas II A Medan Yekti Apriyanti A.Md.IP.SPd. M.Si berhasil menyulap areal tandus brandgang di rutannya menjadi lahan hijau penuh tanaman yang berproduktif dalam mendukung ketahanan pangan.

Mungkin berbeda dari Rutan atau Lapas lainnya, di areal brandgang (lorong bagian tembok ke dua) atau ruang pemisah antara jarak kamar dan dinding pembatas Rutan Perempuan tersebut, kini memberikan pemandangan yang teduh dan asri, karena adanya susunan rapi sayur sayuran yang tumbuh subur dengan sistem bercocok tanam hidroponik yang mereka lakukan.


Kepala Rumah Tahanan Perempuan Kelas II A Medan Yekti Apriyanti A.Md.IP.SPd.M.Si didampingi Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (KPR) Santina Turnip SH dan Kasubsi Pelayanan Tahanan Irma Syafitri Harahap A.Md.IP, SH
saat ditemui wartawan, Rabu (18/11/2020) mengatakan, keinginan untuk bercocok tanam pertanian itu berawal dari kegiatan bersih bersih areal brandgang yang selama ini tandus dan selalu ditumbuhi rumput dan tanaman liar.

" Lalu saya berpikir, lahan yang menganggur itu kan bisa dimanfaatkan secara maksimal
sebagai tempat pemberian bimbingan latihan kerja bagi para warga binaan pemasyarakatan (WBP) dengan bercocok tanam, sekaligus mendukung ketahanan pangan di Rutan Perempuan, yang hasilnya nanti bisa mereka konsumsi dan nikmati bahkan bisa juga menghasilkan pundi pundi rupiah buat mereka sendiri, dengan jalan menjualnya ke para pegawai ataupun ke pedagang  pasar dan lain lain," katanya.


Menurutnya, pemanfaatan lahan itu merupakan salah satu upaya kegiatan pembinaan kemandirian yang bisa mengedukasi warga binaan serta selaras dengan salah satu bagian dari 15 (lima belas) poin Resolusi Pemasyarakatan Tahun 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumhan RI tentang mewujudkan ketahanan pangan. Karena itulah, pihaknya terus menggiatkan pembinaan ketahanan pangan bagi warga binaan melalui penamanan tanaman pangan.

"Meski lahannya terbatas, tapi kami itu tidak menyurutkan upaya kami untuk bercocok tanam. Kami mensiasatinya dengan penanaman sistem hidroponik yaitu teknik bercocok tanam tanpa media tanah dan hanya menggunakan air. Walaupun menggunakan paralon dan gelas plastik, namun ini sangat efektif membuat kesejukan dan keasrian, bahkan hasil panennya kami yakini bakal berlimpah dan pastinya lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida.
Jadi inilah mungkin yang membuat Rutan Perempuan ini berbeda dalam hal bercocok tanam dengan Rutan ataupun Lapas lainnya, " jelas Yekti Apriyanti.


Disebutkan, kegiatan ini tetap dipantau dan didampingi langsung oleh Kasubsi Bimker Ika Suryani SH bersama anggotanya Ira Tumanggor, Yoanda dan Fitrah, guna melihat perkembangan dari tanaman yang dikerjakan para WBP. Melalui aktivitas bercocok tanam sayur sayuran ini, nantinya dapat menjadi bekal  saat mereka bebas,dimana telah mempunyai kemandirian dan keahlian yang berguna saat kembali ke masyarakat terutama untuk mencari kerja ataupun berpenghasilan dengan membuka peluang usaha sesuai pengalamannya selama menjadi warga binaan.

" Sesuai arahan dari pimpinan, kegiatan ini harus PASTI yang artinya secara harfiah yakni Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transfaran dan Inovatif. Sehingga nantinya mereka yang merupakan warga binaan, punya keahlian untuk membuka peluang usaha saat kelak menghirup udara kebebasannya," sambungnya.

Dengan didikan dari petugas yang mempunyai pengalaman khusus dibidangnya, ditambah dengan kegigihan para WBP yang ingin belajar serta ditambah beberapa yang sudah punya keahlian bersama-sama menjadikan lahan kosong di rutan ini menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Disinggung jumlah penghuni Rutan, Yekti Apriyanti mengaku saat ini warga binaannya berjumlah lebih 280 orang.  Jumlah tersebut sebenarnya sudah over kapasitas dari jumlah layak tampung, yang penghuninya didominasi oleh kasus narkoba.

Salah seorang warga binaan mengaku, sangat berterimakasih kepada Kepala Rutan Perempuan yang memberikan kesempatan bagi mereka untuk berlatih bercocok tanam, sehingga dapat menjadi bekal keterampilan setelah selesai menjalani hukuman nanti.

”Kami di Rutan ini dilatih bercocok tanam, kegiatan kerja ini sangat luar biasa kami rasakan manfaatnya, sebab kami bisa punya kesibukan, pengetahuan dan keahlian dalam bercocok tanam, sehingga kami tidak pernah suntuk ataupun stres lagi dalam menjalani masa hukuman. Malah, hasil dari penanaman ini pun sangat bermanfaat untuk konsumsi kami sendiri, yang sebagian ada yang dijual ke pegawai dan ke pasar. Jadi jangan ada yang bilang penjara pasti membatasi gerak dan memadamkan semangat hidup? Itu Salah. Sebab kini hari hari kini semakin berwarna dan bermakna. Kami ingin ibu karutan berlama lama tugas disini, Aamiin," harapnya. (Rizky Zulianda)
Komentar

Tampilkan

Terkini