-->

Iklan

Kerap Lakukan KDRT, Seorang Pria Bejad Diciduk Saat Sporing

, Januari 04, 2021 WIB

warnasumut.com - Langkat. Setelah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Sumisno alias Koncleng (46) warga dusun VI Kampung Kilang, Desa Besilam Bukit Lambasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat hendak sporing ke Tandam. Namun sayang, tim opsnal Polres Langkat berhasil mengamankan ayah tiga anak ini di Terminal Pasar X Tanjung Beringin, Senin (4/1) pagi.

Pelarian Koncleng ini terkait tindaan KDRT yang kerap dilakukannya terhadap istri dan dua anaknya, yakni Satiem (38), KP (15) dan AR (6). Kejadian penyiksaan terhadap anaknya itu pun sempat viral di medsos dan membuat geram khalayak ramai.


"Dah gak tahan lagi aku hidup sama dia (Koncleng), makian dan kekerasan fisik dah terlalu sering dibuatnya.  Dua puluh tahun kami berumah tangga, selalu aja dia ringan tangan dan malas kerja. Ini dah gak tahan lagi aku," ungkap Satiem di ruangan Unit PPA Polres Langkat.

Kalau gak ada uang untuk nyabu, kata ibu satu cucu ini, Koncleng selalu marah-marah dan memukuli istri serta anaknya. Bahkan, Satiem juga pernah dipaksa untuk melayani nafsu para bandar sabu asal bisa memberi suami bejatnya itu sejumlah uang. 


"Daripada harus jual diri untuk kebutuhannya nyabu, lebih baik aku kabur dari rumah. Sebulan juga aku tinggal di rumah keluarga di Medan. Karena dah gak tahan lagi, anak dan cucuku terpaksa lah ku tinggal. Sakit kali hatiku disiksanya seperti itu," lanjut Satiem yang berurai air mata.

Di Mapolres Langkat, sekujur tubuh AR masih terlihat jelas bekas siksaan yang dilakukan ayah bejatnya. Begitupun abangnya berinisial KP, mulutnya masihe terlihat jontor akibat pukulan dari tangan kekar ayahnya beberapa hari yang lalu.


Bersama ibunya, kedua anak malang itu mengisahkan betapa kejamnya ayah mereka melakukan kekerasan sepeninggal ibunya. "Aku dipukuli, ditendang dan disabet dengan ikat pinggang. Kemarin itu aku juga dipaksa pulang dari rumah nenek sambil ditampari ayah," ungkap AR polos.

Pengguna Sabu Aktif
Menurut Satiem, suaminya sudah sejak lama mengkonsumsi sabu dan malas bekerja. Setiap kali mau melepas candunya, satiem yang selalu dipaksa untuk mencari uang. "Kalau gak ada uang, aku disuruhnya cari hutangan. Kalau gak dapat, aku pasti dimaki dan disiksanya," ketusnya.

Hal senada juga disampaikan Suminem (58), yang tak lain adalah mertua Koncleng. Dirinya juga kerap mendapatkan makian jika 'budak' sabu itu tak mendapatkan uang darinya. "Bukan sekali ini aja dia (Koncleng) melakukan kekerasan, tapi dah berulang kali. Warga disini juga resah dengan perbuatannya," beber Saminem.

Untuk nafkah sehari-hari, lanjut Saminem, dirinya selalu mencari pelepah sawit untuk dijadikan lidi. Sementara, istri Koncleng terpaksa harus menjadi buruh cuci. "Yang penting halal, itulah untuk makan kami sehari-hari. Suaminya (Koncleng) kok malah taunya cuma minta dan main tangan," ketusnya geram.

Satiem berencana untuk pisah dengan suaminya yang kasar itu dan berharap agar dihukum seberat-beratnya. "Lebih baik kami pisah. Tadi dia (Koncleng) mau minta maaf, tapi dah terlanjur sakit kali hatiku. Semoga dia bisa dihukum seberat-beratnya," pungkas Satiem.

Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Langkat IPTU N Manurung saat dikonfirmasi mengatakan, Koncleng sempat mau melarikan diri ke Tandam. "Waktu kita amankan, dia bawa pakaian satu tas. Saat kita interogasi, tersangka juga mengakui kalau dirinya pengguna sabu aktif," pungkas N Manurung. (Rizky Zulianda)
Komentar

Tampilkan

Terkini